Tingkatan CINTA di dalam
Al Quran
oleh: Ust.Wahfiuddin,MBA
(dikutip dari buletin jumat MMBI Edisi 445/1 Juni 2012)
(dikutip dari buletin jumat MMBI Edisi 445/1 Juni 2012)
Seluruh makhluk hidup diciptakan oleh Allah secara berpasang-pasangan dari jenisnya masing-masing. Manusia dengan manusia, tumbuhan dengan tumbuhan, serta hewan pun dengan hewan. Menikah bukanlah sebuah ikatan main-main antara pasangan.
Seperti firman Allah SWT di dalam surat Ar Rum Ayat 21 " Dan diantara tanda-tanda (KebesaaranNya) Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan diantarum rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir."
Ikatan dan janji suci sepasang kekasih yang telah dipertemukan oleh Allah SWT dan ditakdirkan untuk bersatu seraya membangun sebuah mahligai rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warahmah. Menikah dengan tujuan mencari ridho Allah SWT akan selalu dibimbing dan dilindungi Allah SWT serta dapat terhindar dari bahaya dan terjerumus ke dalam sebuah kemaksiatan.
Menikah di rumah
Allah diawali dengan pembacaan Al-Qur'an
yang suci. Ingatlah selalu bahwa pernikahan sesungguhnya bukan hanya perikatan
keperdataan, bukan semata-mata ikatan dua individu manusia, tetapi sesungguhnya
perikatan ini melibatkan dimensi spiritual, melibatkan dimensi langit, karena
kita semua menyertakan Allah SWT di dalam sebuah pernikahan dan para malaikat
pula menyaksikan dan mendoakan kita semua yang tengah melangsungkan sebuah
pernikahan dengan mengharapkan ridho Allah SWT.
Di dalam ajaran Islam, Rasulullah SAW berpesan "Siapa yang menikah dan telah berkeluarga maka ia telah memenuhi separuh dari kewajiban-kewajiban keagamaannya". Dunia barat yang sekuler seakan-akan menganggap agama adalah sebuah hubungan manusia dengan TuhanNya saja, hanya melaksanakan ibadah ritual yang vertikal. Tetapi di dalam Islam agama ada dimensi vertikal dengan Tuhan dan ada dimensi sosial yaitu hubungan dengan sesama manusia, hubungan sosial di dalam lingkup yang mikro yaitu keluarga, maka seseorang yang mengurus keluarganya dengan baik, membangun kehidupan kekeluargaan berarti dia telah memenuhi tugas separuh kewajiban agamanya.
Dua hal yang harus dijaga di dalam berkeluarga
yaitu, aqidah tauhid yang jangan sampai dirusak dengan perbuatan syirik, dan
jangan pernah sekalipun meninggalkan shalat. Dengan kedua kunci tersebut maka
kunci surga sudah dapat kita raih. Hidup berkeluarga adalah kehidupan
menunaikan ibadah agama, maka dengan menunaikan ibadah kehidupan dengan baik
separuh kewajiban agama telah kita tunaikan. di dalam Islam sangat ditekankan
bahwa yang disebut manusia bukan semata-mata tubuh fisik lahiriah. Sesungguhnya
hakekat manusia adalah ruh yang diciptakan oleh Allah SWT di alam lahut.
Makhluk ruhaniah ini
dihadirkan masuk kedalam tubuh dan ketika tubuhnya mati, ruh dikeluarkan dari
tubuh dan melanjutkan ke kehidupan berikutnya. jangan pernah menganggap
pernikahan semata-mata ikatan dua tubuh. ketika kita menganggap pernikahan
hanya ikatan dua tubuh maka sesungguhnya pernikahan hanyalah legalisasi atau
pengesahan hubungan antar tubuh dan ketika salah satu tubuhnya mati maka
perkawinan telah dianggap selesai. Manusia adalah ruh dan perkawinan merupakan
ikatan ruhaniah maka ketika salah satu tubuhnya menjadi tua, menjadi tidak
berdaya, fisiknya menjadi lemah, kekuatan ruh akan tetap saling terikat.
Cinta didalam Al Quran
disebut dengan beberapa istilah yang menunjukkan pula gradasi cinta tersebut.
(pertama), cinta disebut
dengan hubbah atau mahabah, berasal dari kata habbal. Mahabbah berarti
mencintai kepada, cenderung kepada, atau tertarik kepada. Kecenderungan kepada
lawan jenisnya untuk memiliki keturunan. Mahabbah adalah cinta yang hanya
sekedar cenderung dan tertarik. Dan ini merupakan cinta kelas paling rendah,
hanya karena penampilan-penampilan lahiriah orang saling tertarik. Jika
mahabbah telah menghiasi diri dan diikat dengan pernikahan, maka muncul
yang (kedua) mawaddah dan (ketiga) warahmah. Mawaddah berarti memiliki, merengkuh, memeluk dan
menjadikan bagian diri sendiri serta mengambil alih tanggung jawab.
Warahmah memiliki arti
cinta yang berasal dari kata rahmah yang
artinya mamberi, melimpahkan, berbagi. jika mahabbah hanya saling cenderung dan
tertarik, kemudian mawaddah saling memiliki dan warahmah saling memberi.
Mawaddah dan warhmah ini cinta yang sudah menuntut komitmen, tanggung jawab dan
pengorbanan. Hingga kita mampu menuju ke tingkat yang lebih tinggi, yang di
dalam Al-Quran disebut dengan ridho. berasal dari kata Raudiyah, yang berarti
membiarkan dimana kita mencintai pasangan kita dengan memberi kebebasan.
Pasangan suami istri yang telah mencintai dengan ridho pasangannya akan
menerima segala kekurangan dan memberi kebebasan tanpa syarat apapun kepada
pasangannya. Ketika suami dan istri mengejar ridho didalam rumah tangga, jangan
pernah melupakan untuk mengejar ridho Allah SWT. Sebab idup hanya akan memiliki
akhir yang indah ketika malaikat ijrail datang menyapa kita karena ridho Allah
SWT. Orang tua merupakan bagian terpenting di dalam kehidupan seorang anak.
Ketika pasangan suami istri tengah berusaha mengejar ridho Allah maka ridho
yang harus diraih adalah ridho orang tua, karena ridho Allah tergantung kepada
ridho orang tua.
Jangan pernah menyakiti orang tua karena sudah barang tentu
Allah tidak akan meridhoi kehhidupan rumah tangga yang akan kita bangun. Semoga
kita selalu mendapatkan ridho orangtua di dalam setiap hal dan Allah SWT pun
akan meridhoi umat Nya di dalam setiap hal yang dilakukannya. Amieen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Menerima segala jenis Kritikan dan Saran, termasuk segala jenis pesanan apapun, namun MOHON tetap jaga tata bahasa dalam berkomentar, karena bahasamu adalah akhlakmu. selain itu nanti ngobrolnya malah jadi berdarah-darah....
Terimakasih atas kunjungannya.
Haturnuhun, Thank you, Danke, Arigato, Arigek gek cunungung...